Postingan

AKU, KAMU, TAPI BUKAN KITA...

Mataku, didalamnya penuh tatapan rasa kuat namun tak tersirap. Pikiranku, dikalutkan dengan hasrat untukmu tapi kau tak kunjung tanggap. Hatiku, pengap diisi bayangmu yang singgah namun tak juga menetap.   Aku individu dengan beribu ego yang terus haus dengan kuasa Pencipta Setidaknya biar Dia memberi secercah kepekaan dihatimu untuk sadar bahwa aku ada Disini, sendiri, menatapmu jua menantimu terus menerus tanpa lelah Mencintai insan tak sempurna seperti dirimu namun tetap saja ku tunggu.   Kini yang kutau dan ku paham realitanya, Aku dan kamu, tetap saja bukan menjadi “kita”..

PRIA BODOH..

Wahai tuan bernama. Kau, mencintainya meski sukar tapi tetap saja dikejar. Padahal kau dicintai di depan mata tapi seakan akan tak nampak rasanya. Dasar pria paling bodoh.

MALAM SENDU..

Teruntuk jiwa yang dekat namun tak sanggup ku gapai... Rinduku malam ini berkecamuk kuat, Suaramu terngiang meski tak terdengar Wajahmu terlihat meski tak nampak Aku manusia gembur paling bodoh yang masih saja mencintamu meski tau kau tak akan mencinta.. Kali ini biar malam menjadi sendu dengan rindu yang menggebu untukmu, sahabatku..

KAWAN DIRUNDUNG CINTA..

Hatiku berlabuh pada insan yang tak pernah sekalipun kusangka sangka Memang aku menyangimu, sejak dulu namun hanya sebatas kawan Kini kau bagai renjana yang aku impikan bersanding denganku lebih dari teman Kamu tau? Hatiku sesak saat ini karena merindumu, dulu pun aku merindu. Rasanya mungkin sama namun kali ini dengan makna berbeda. Aku sendiri mempertanyakan, dari sekian banyak manusia mengapa hatiku jatuh padamu?  akupun mempertanyakan apa ini hanya sebuah pelarian karena kamupun tau hatiku sedang hancur tak karuan Kalau ini hanya sebuah pelarian, tapi mengapa aku begitu bahagia melihat canda tawamu? tapi mengapa aku sesedih itu mendengar tangismu? tapi mengapa hatiku begitu sakit saat tau ada orang lain bersemayam di hatimu? Perihal wanita lain yang kini sedang singgah dipelabuhan hatimu, Terkait kisahmu dengannya, sebagai teman aku siap menjadi pendengar terbaik Tapi realita hatiku berkata tidak, pedih perih rasanya. Ku pertanyakan lagi, kalau ini hanya sebuah pelarianku harusnya